Anda tahu kan yang namanya gorengan? ya, semisal pisang goreng, bakwan, tahu isi dan saudaranya. makanan ringan yang cukup banyak digemari ini mungkin sering anda jumpai biasanya di pusat perbelanjaan, sekolah atau dipusat keramaian lainnya. Mungkin anda sering mengkonsumsinya. Nah terus, pernahkah ketika selesai menyantap makanan murah meriah tapi enak ini tiba-tiba tenggorokan anda sakit misalnya tenggorokan kasar, gatal, atau batuk-batuk?. Penyebab dari batuk itu adalah minyak goreng bekas yang digunakan untuk menggoreng makanan tersebut. Karena apa, karena minyak goreng bekas yang kita kenal dengan sebutan jelantah ini mengandung arkolein, suatu senyawa yang terbentuk karena suhu pemanasan minyak goreng melebihi titik asapnya.
Idealnya, minyak goreng yang baik memiliki titik asap yang cukup tinggi yaitu tidak kurang dari 215 derajat celcius. Namun bila minyak tersebut digunakan secara berulang-ulang, titik asapnya akan menurun sehingga senyawa akrolein semakin cepat terbentuk.
Selain membentuk akrolien yang menyebabkan gatal dan batuk, menggoreng pada suhu di atas titik asap juga akan mengubah asam lemak tak jenuh pada minyak menjadi asam lemak jenuh yang akan menambah kolesterol dalam darah. Itu sebabnya minyak goreng sebaiknya tidak Anda pakai secara berulang-ulang. Maksimal tiga kali dipakai dan setelah itu, jelantah atau minyak goreng bekas itu harus segera dibuang.
Jadi bagaimana, apakah anda maisih tertarik dengan makanan favorit tersebut? tentu saja, tapi mungkin sedikit waspada saja akan efek yang diakibatkannya. Nah, buat anda penjual, silakan siasati agar makanan yang anda jual tidak berakibat buruk terhadap konsumen anda, tentunya kalau konsumen anda menikmati itu akan berbanding kurus dengan laba yang anda peroleh. Dan untuk anda yang hobi memasak, usahakan menggunakan minyak goreng dengan efektif, maksimal tiga kali pemakaian saja dan mungkin anda lebih tahu pengaruhnya terhadap rasa yang dihasilkannya. Demikian semoga bermanfaat.
Idealnya, minyak goreng yang baik memiliki titik asap yang cukup tinggi yaitu tidak kurang dari 215 derajat celcius. Namun bila minyak tersebut digunakan secara berulang-ulang, titik asapnya akan menurun sehingga senyawa akrolein semakin cepat terbentuk.
Selain membentuk akrolien yang menyebabkan gatal dan batuk, menggoreng pada suhu di atas titik asap juga akan mengubah asam lemak tak jenuh pada minyak menjadi asam lemak jenuh yang akan menambah kolesterol dalam darah. Itu sebabnya minyak goreng sebaiknya tidak Anda pakai secara berulang-ulang. Maksimal tiga kali dipakai dan setelah itu, jelantah atau minyak goreng bekas itu harus segera dibuang.
Jadi bagaimana, apakah anda maisih tertarik dengan makanan favorit tersebut? tentu saja, tapi mungkin sedikit waspada saja akan efek yang diakibatkannya. Nah, buat anda penjual, silakan siasati agar makanan yang anda jual tidak berakibat buruk terhadap konsumen anda, tentunya kalau konsumen anda menikmati itu akan berbanding kurus dengan laba yang anda peroleh. Dan untuk anda yang hobi memasak, usahakan menggunakan minyak goreng dengan efektif, maksimal tiga kali pemakaian saja dan mungkin anda lebih tahu pengaruhnya terhadap rasa yang dihasilkannya. Demikian semoga bermanfaat.